Perkuat Desa Tangguh Bencana, ASB Gelar Rakor 

Tuapeijat (Minangsatu) — Dalam rangka memperkuat tim Desa Tangguh Bencana (TB) di Kepulauan Mentawai, Arbaiter Samariter Bund (ASB) menggelar kegiatan Rapat Koordinasi (rakor) terkait kelanjutan program desa Tangguh Bencana (TB) bersama dengan unsur stakeholder terkait, Kamis (24/1), di Aula Hotel Graha Viona, jalan raya Tuapeijat Km 7.

Dalam rakor itu, Tim ASB mengevaluasi program kegiatan desa tangguh bencana yang selama ini sudah berjalan di Mentawai, selanjutnya membicarakan kelanjutan program itu sendiri bersama stakeholder terkait, guna membuat instrumen evaluasi kedepan, ketika suatu saat program ASB tidak diperpanjang lagi di Mentawai.

Sementara itu Project Officer ASB di Mentawai Roni Pasla kepada wartawan di sela-sela kegiatan rakor mengatakan, tujuan dari kegiatan tersebut untuk melihat sejauh mana tim PB dan tim memahami program ASB, "Tujuan kita melakukan rakor ini untuk mengukur kembali sejauh mana keberhasilan program ASB di Mentawai," ungkapnya. 

Lebih lanjut dikatakannya, pihak ASB saat ini  telah membentuk tim kelompok kerja (Pokja) gabungan dari unsur instansi pemerintah setempat selanjutnya menyingkronkan tim Pokja dengan Tim Penanggulangan Bencana (PB) yang sudah dibentuk di tiga desa di wilayah Kecamatan Sipora Utara, Adapun tiga desa PB tersebut diantaranya Desa Goiso'Oinan, Desa  Sipora Jaya dan Desa Tuapejat, tiga desa ini nantinya katanya akan menjadi desa percontohan bagi desa yang lain, dalam hal penanggulangan bencana alam. 

“Tim Pokja kita himbau, agar terus menyingkronkan semua Program Tim PB ini, hal  ini sebagai upaya kita untuk keberlansungan program ASB di Mentawai, meskipun nanti ASB sudah tidak Ada projek lagi di Mentawai, maka ini bisa menjadi percontohan untuk desa lain. “ imbuhnya. 

Ia menyebutkan sejak berdiri ASB kurang lebih  2,8 Tahun di Mentawai, program ASB berjalan baik, meskipun di lapangan tak luput dari tantangan dan rintangan, "Sampai sekarang telah terbentuk sedikitnya 16 Tim PB di 16 Dusun yang ada di Kecamatan Sipora Utara, kemudian juga disertai dengan peralatan penanggulangan bencana, seperti dapur umum dan tenda pengungsian. (red)